Cerpen Sedih Tentang Ibu, Pilihan

cerpen sedih tentang ibu
Cerpen Sedih Tentang Ibu
Menulisindonesia.comInilah Cerpen Sedih Tentang Ibu berjudul “Pilihan” Karya Nabila Syifa Sabrina, salah satu pelajar di Provinsi Lampung.
Setelah sebelumnya Menulis Indonesia juga mempublis cerpen sedih tentang persahabatan. Dan cerita cerita sedih pengorbanan seorang ibu.
Meski ini bukan kisah sedih seorang ibu miskin. Tetapi ini cerita sedih ibu meninggal. Terlebih kesedihan seorang anak yang saat itu, ibunya tengah dalam keadaan sakit, namun ia pergi ke konser dan meninggalkan ibunya bersama kakaknya di rumah.
Sampai akhirnya, ia pulang, dan mengetahui ibunya telah tiada. Sebuah cerpen sedih tentang keluarga yang bisa membuat para pembacanya menangis.
Inilah Cerpen Nabila Syifa Sabrina berjudul “Pilihan: Sebuah Cerpen Sedih Tentang Ibu. Seperti ini cerpenya:

Cerpen Sedih Tentang Ibu

cerpen sedih tentang ibu
Ketika kamu dihadapkan pada dua pilihan yang keduanya kamu sukai dan kamu sayangi bisakah kamu memilih salah satunya? Bisakah kamu bertanggung jawab atas keputusan yang telah kamu ambil? Kata orang, ini adalah salah satu tahap pendewasaan diri. Tapi apakah kamu siap dengan semua resiko yang kamu pilih?
***
I know what i am
I know what i want
I never gon’ change
I never gon’ trade
“Trade up uu.. uu..!!” Teriak Kirana heboh sendiri melihat sekumpulan boyband yang berada di layar laptopnya.
Mwol eojjeogo jejjeogo... Tteodeureodaesyeo. “Ya Allah, Taehyung ganteng banggeett siiihh!!” Kirana mencak-mencak tak jelas melihat seorang yang dijuluki, The most handsome in the world 2017.
Lagu Idol yang dibawakan boyband asal Korea Selatan itu terus melantun memenuhi ruangan Kirana, membuat Kirana terus bersenandung ria dan sesekali menggerakkan tubuhnya kesana kemari.
Tok.. Tok.. “You can’t stop me lovin’ ma selp.” Ketukan pintu itu tersamarkan oleh alunan musik yang menggelegar di kamar Kirana.
“OOO UO OO UO UO UO!! Yeah cakeepp!!” Kirana Berteriak-triak sekencang mungkin, menghiraukan suara pintu yang diketuk itu.
“ASTAGHFIRULLAH KIRANAAA!!” Teriak seseorang sambil membuka pintu kamar Kirana.
Wae eonni?” Tanyanya malas menghadapi kakaknya yang anti dengan boyband-boyband Korea itu.
“Ga usah sok pake bahasa Korea gitu deh!” Seru Rara, kakak Kirana.
Kirana memutar bola matanya malas. “Ck, yaudah.. kenapa kak?”
“Itu temen kamu nelpon.”
“Saha?” tanya Kirana dengan logat Sundanya.
“Entah, angkat aja,” jawab Rara tak peduli. Kiranapun tak memperdulikan.
Love you so bad...  Love you so bad.. nal wihae yeppeun”­---
Kirana melanjutkan aktifitasnya, dengan lugas dia bernyanyi dengan menggunakan bahasa Korea dan ber-joget ria di atas kasur nya.
Nal naeppyeoni seo... Cyber... I love it...
Kirana mengernyit heran, apa itu? Kenapa lagu nya jadi ada dua gitu? Kirana menatap layar Handphonenya yang ternyata kini sedang menampilkan panggilan yang tak bernama. Ah ternyata hp nya toh yang berbunyi.. tapi.. ini siapa? Aih bodo amat lah! Kirana me-reject panggilan tersebut lalu kemabali larut dalam dunianya.
Nal naeppyeoni seo.. Cyber... I love it..
Suara handphone Kirana kembali berdering, Kirana mengambil handphonenya kesal, lalu mengangkat panggilan tersebut dengan menahan amarahnya.
“Siapa sih?” Tanya Kirana sambil meluapkan amarahnya.
“Wiihh.. santai dong,” sahut seseorang di ujung telpon.
“Aiih.. Rima? Napa?”
“Gue punya dua tiket konser World tour nya BTS nih! Mau gak?” Tawar Rima.
“EHH!! Beneran?? Mau dong!!” Jawab Kirana semangat.
“Eh tapi... mama lagi sakit,” sambung Kirana lagi.
“Gak pa-pa sih, kita kan cuman 2 hari aja nginep di tangerang,” paksa Rima.
“Yaudah deh ntar gue ijin sama kakak dulu,” ucap Kirana pasrah, lalu memutuskan panggilan tersebut.

Baca Juga: Cerpen Tentang Sahabat Sejati dan Terbaik di Sekolah

***
Pikiran kirana terus berputar antara memilih merawat mamanya di rumah atau menerima tawaran Rima beberapa menit yang lalu. Dia sudah lama menginginkan tiket konser tersebut, namun dia mendapatkannya di saat yang benar benar tidak tepat.
Kirana beranjak dari kasurnya, berjalan menuju kamar Rara.
“Kak!” Panggil kirana.
“Apa? Ngetok pintu dulu bisa kan?” Tanyanya sinis.
“Yaelah ngegas dia. Aku mau nanya nih,” ledek Kirana.
“Apa?”
“Kak menurut kakak. Kalau ada orang yang nawarin tiket konser ke kakak, kakak terima engak?”  Tanya Kirana.
“Konser apa dulu?” Rara bertanya balik.
Oppa-oppa korea dong,” jawab Kirana dengan cengiran khasnya.
“Ogah! Orang aku gak suka BTS.” Jawab Rara enteng. Membuat kirana geram ingin meremas remas kakak nya itu.
“Ntar geh, emang ada yang mau ngasih kamu tiket konser BTS?” Tanya Rara lagi.
“Ada dong! Temen aku mah baek!” Pamer Kirana.
“Cih! Yaudah terima aja lah” jawab Rara enteng.
“Beneran? Berarti aku boleh ke sana?” Rara mengangguk.
Kirana bersorak riang, namun tak lama kemudian raut wajahnya berubah lagi, menjadi bingung dan muram, ia ragu akan pilihannya tersebut.
“Tapi kak. Mama gimana?”
“ Tenang. Ada kakak, lagian enak di rumah gak ada kamu,” ledek Rara.
Senyum Kirana kecut. Ia pun berjalan menuju kamarnya lalu melompat lompat di atas kasurnya. Mengambil handphonenya lalu menghubungi Rima.
“Halo? Napa na? Boleh gak? Apa kata kakak lu?” Pertanyaan bertubi–tubi muncul dari mulut Rima.
“Yaelah tanya nya satu satu kali.” Tawa Kirana
“Hehe.. maap maap. Jadi boleh kagak?” Tanya Rima lagi
“Boleh dongg!!” Kirana menjawab dengan girang.
“OK. Berarti besok pagi kita berangkat!!” Ucap Rima tak kalah senang.

Baca Juga: Kumpulan Puisi Dendam dan Amarah Jiwa

***
Sabtu, 2017. 09.30
TIN!.. TIIIN!! Sebuah mobil berhenti tepat diperkarangan rumah Kirana. Kirana yang mendengarnya langsung berlari keluar kamar.
“Kak! Aku berangkat yaa,” pamit Kirana.
“Ya! Gak usah balik sekalian!” Ledek Rara.
“Heleh ntar kangen,” balas Kirana, lalu lari meninggalkan kakaknya yang masih ngoceh ngoceh gak jelas.
21.30. Angin malam kota Tangerang merasuki tubuh Kirana, malam ini suasana hatinya benar-benar sedang bahagia. Kirana sangat bersemangat ingin bertemu dengan para idolnya kali ini. Di kota Tangerang ini, untuk pertama kalinya Kirana merasa sesenang ini. Ramainya tempat ini tak membuat Kirana jenuh untuk berlama lama di tempat ini.
“Kirana! Ayo masuk!” ajak Rima, diikuti Kirana dibelakangnya.
Bersamaan dengan itu handphone Kirana berdering, menandakan seseorang sedang berusaha menghubunginya.
‘Kak Rara Garong
“Rim, lu duluan aja! Gue mau angkat telpon dulu,” kata Kirana, menghentikan langkahnya.
Kirana berjalan menjauhi kerumunan dan berjalan menuju kamar mandi, mengangkat panggilan dari kakak nya tersebut.
“Kenapa kak?” Tanya Kirana kepada kakaknya.
“Kamu masih di lokasi konser ya?”
“Ya.. lagi keluar sih.. kenapa?”
“Gini  dek..” Rara menggantungkan kalimatnya.
“Apa sih kak? Buruan! Udah mau di mulai nih!” Bentak Kirana.
“Yaudahlah ntar aja,” jawab Rara lesu.
Kirana kembali masuk ke dalam konser tersebut dengan perasaan kesal, namun berubah menjadi ceria kembali, melihat idol nya, Kim Tae Hyung.
Minggu, 2017. 15.00
Kirana dan Rima sedang berkemas barang masing-masing untuk segera balik ke rumah masing-masing.
18.10. Rima mengantar Kirana sampai kedepan rumahnya dengan selamat, namun apa yang dilihat mereka saat sampai di rumah Kirana sangatlah tak sedap dipandang. Bendera kuning berada tepat di depan rumah Kirana, karangan bunga juga memenuhi sepanjang rumah Kirana.
Kirana yang tadi wajahnya terus berseri-seri karena konser tadi malam, berubah menjadi cemas. Wajah cerianya telah berganti dengan wajah yang pucat pasi, Kirana langsung berlari ke dalam rumahnya, dan mencari kakanya .

Baca Juga: Puisi Cinta Romantis Untuk Pacar Tersayang

“Kakak! Ini ada apa? Kenapa di rumah ramai sekali?” Tanya Kirana dengan sedikit berteriak, tak memperdulikan orang-orang yang menatapnya heran.
“Mama dek.. mama..” Jawab Rara lemas, wajahnya lebih pucat dari Kirana, kantong matanya hitam pucat seperti seseorang yang sudah lama tidak tidur.
“Mama meninggal kak?” tanya Kirana, dibalas anggukan lemas oleh Rara.
“Kenapa kakak gak bilang!!” Rara histeris.
“Kamu sangat terburu-buru tadi malam, kakak tidak tega bilang ke kamu, sepertinya kamu tadi malam sangat senang. Kamu pasti sudah jarang sebahagia itu kan,” Rara menahan isakannya.
“Sejak papa meninggal, kamu jadi terus murung, menjadi orang yang dingin dan suka bentak- bentak, kamu hanya bisa tersenyum melihat oppa-oppa Korea yang menurutmu ganteng itu.”
“Tapi kak. Itukan Mama! Harusnya kakak bilang dong! Aku kan bisa langsung ke sini!” Kirana menatap kakaknya sendu. 
“Kirana bego banget ya kak? Masa Kirana lebih milih oppa-oppa itu daripada mama?” Rara menarik adiknya kedalam pelukannya.
“Enggak dek,” Rara menenangkan adiknya.
Terkadang kamu harus memilih mana yang terbaik untuk kamu dan orang lain, bukan hanya untuk memenuhi hasrat dan ego diri sendiri. Pilihanmu itu dapat mempengaruhi kedepannya.
***
Rabu, 2019
Kirana sudah menjadi seperti biasanya, dia tak lagi murung, dan mengurung diri. Dia telah kembali menjadi seseorang yang hangat dan mudah bergaul, semua berkat kakaknya, dan pesan dari mama yang dititipkan lewat kakaknya.
Hari ini, hari di mana mama dimakamkan 2 tahun yang lalu. Kirana dan Rara bergegas menuju pemakaman mama dan papanya.

Baca Juga: Contoh Cerpen Pengalaman Pribadi Liburan

Itulah beberpa kisah dalam cerpen sedih tentang ibu. Cerita yang larut dan bisa membuat pembacanya menangis.

Masih banyak cerpen cerpen menarik lainnya. Simak cerpen lainnya. Sekian untuk kali ini. Terimakasih. Salam.

Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca