Cerpen Jogja dan Kenangan : Yogyakarta Aku Kembali
Menulisindonesia.com
– Cerpen Jogja dan Kenangan berjudul
YOGYAKARTA AKU KEMBALI karya Nashita Aulia Hanindiyani -
Siswa SD Muhammadiyah Metro Pusat, Kelas II (dua).
Berikut cerpen yang bisa kita nikmati:
Cerpen Jogja dan Kenangan “Yogyakarta Aku Kembali” Nashita A.H
Cerpen Jogja dan Kenangan |
Yogya,
Oktober 2011. Itulah, saat aku ke sana pertamakali di usiaku 7 bulan. Menurut
Bunda, aku tidak merepotkan di dalam pesawat, waktu itu aku masih minum ASI,
jadi begitu pesawat take off dan landing, aku tidak cemas, takut, bahkan merasa
aman, karena menurut bundaku biasanya balita yang naik pesawat pertama kali
akan gelisah, menangis, bahkan ada yang marah, begitulah perilaku setiap anak
akan berbeda-beda apabila baru pertama kali naik pesawat.
Selanjutnya,
setiap kali naik pesawat aku selalu senang, menikmati setiap perjalanan di udara.
Di dalam pesawat kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah, kita bisa
melihat laut, hutan, rumah, gedung, kendaraan, kapal laut, awan, dan masih
banyak lainnya, yang semuanya tampak sangat kecil, seperti rumah-rumahan.
Di
dalam pesawat kita akan dilayani seorang pramugari dan pramugara, itu sebutan
untuk profesi mereka yang akan membantu kita selama perjalan di pesawat. Mereka
ramah-ramah, oh iya tidak lupa pula dengan profesi seorang Pilot, dialah yang
mengemudikan pesawat.
Yogya,
merupakan tanah kelahiran ayahku, jadi setiap liburan panjang, yang biasanya di
bulan Desember, dan liburan Idul Fitri, kami sekeluarga pasti pulang ke Yogya.
Di sana aku bertemu sepupu dan saudara-saudara yang berhubungan darah dengan
ayahku.
Kata
bundaku, setiap ke Yogya, tidak usah membawa baju banyak-banyak, karena di
rumah Ninik atau di Yogya, kami selalu meninggalkan baju. Kenapa aku
memanggilnya ninik, kenapa bukan eyang (nenek) sebutan dari suku Jawa. Soalnya
menurut cerita ayahku, keluarga besar di Yogya masih keturunakn suku Banjar (Banjarmasin).
Selain
naik pesawat, kami juga senang ke Yogyakarta naik Kereta Api. Perjalanan dari
Jakarta menuju Yogya dengan naik kereta bisa sampai 8 jam-an. Supir kereta api
namanya Masinis, waktu itu kata bundaku umurku sekitar 5 tahun untuk pertamakalinya
saya naik kereta api.
Malioboro,
Kota Yogya tidak bisa terlepas dari nama itu, karena Malioboro merupakan ciri
khas dari Kota Yogya, menurut mereka, belum ke Yogya kalau tidak singgah di
Malioboro, di sana mata kita akan dilihatkan dengan berbagai macam aksi, dari
pedagang kaki lima, pengamen (Kalau di Yogya disajikan dengan musik yang sangat
unik) maka tak salah apabila ada artis yang sangat berbakat lahir disana,
seperti Soimah.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Untuk Siswa : Renungan Perubahan
Malioboro,
merupakan jantung kota Yogya, semua tersedia, dari oleh-oleh yang berupa
makanan, soevenir, baju, tas, sendal, dan masih banyak lainnya. Yogyakarta, juga
terkenal dengan kota Batiknya, inilah yang menjadi ciri khas Indonesia untuk
dijual namanya ke berbagai negara.
Malioboro
tidak pernah sepi, selalu ramai, hampir 24 jam daerah itu selalu dipenuhi
pengunjung, dari hanya yang sekedar melihat-lihat, sampai membeli barang untuk
diri sendiri dan oleh-oleh. Di Malioboro aku tidak menyia-nyiakan waktu untuk
menaiki dokar, ya, semacam kendaraan yang tenaganya ditarik oleh kuda, lebih
sering disebut delman, dengan menaiki delman kita bisa berkeliling di seputaran
daerah Malioboro.
Ini
pertama kalinya aku naik delman, bunyi sepatu kuda,
tuk-tik-tak....tik...tuk...sama seperti lagu anak-anak yang judulnya naik
delman. Waktu itu delman yang aku naiki juga melewati sekolah SD ayahku, ini
sekolah ayah dulu SD Muhammadiyah Ngupasan 2, kami juga melewati Rumah Sakit
Muhammadiyah Yogya, tidak pula juga kami melewati pusat oleh-oleh bakpia
Pathuk, dan kami melewati Stasiun Tugu, sebagai central Yogya.
Yogyakarta,
kota yang sangat istimewa, selain dikenal dengan kota Pendidikan, kota seni,
makanan di sana juga bermacam-macam. Setiap liburan tahun baru dan lebaran aku
mengunjungi kota Yogyakarta, selain keramahtamahannya orang-orang di sana,
mereka juga terkenal dengan kesederhanaanya. Selama di Yogya aku tidak
menyia-nyiakan waktu, apalagi Yogya juga terkenal dengan tempat wisatanya.
Tempat
aku tinggal tidak jauh dari keraton, jadi hampir tiap pagi, saya menyempatkan
diri bersama bunda dan adikku, untuk jalan-jalan di sekitar belakang keraton,
walaupun belum kenal dengan orang-orang sekitar, tapi saya merasa nyaman,
karena mereka sangat ramah-ramah, sopan, dan senyum yang hampir setiap hari
menjadi ciri khas masyarakat Yogya dengan tutur kata yang halus.
Awal
ke Yogya agak asing dengan kata-kata; monggo, maturnuwun, namun lama kelamaan saya
mulai mengerti artinya. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kota
Yogya. Membuat kita yang berada di sana, selalu dan selalu ingin kembali. Rumah
Ninikku depannya adalah pasar, di sana tempat bertemunya penjual dan pembeli. Kita
bisa dengan mudah membeli apa saja, dari makanan sehari-hari sampai baju,
sendal, mainan, di pasar itulah aku belajar bertegur sapa, salim kepada orang
yang lebih tua, sampai berkenalan dengan orang baru.
Baca Juga: Cerpen Tentang Keterbatasan Fisik Yang Sukses
Yogya
juga terkenal dengan kota Wisata, di sini banyak tempat menarik, apalagi untuk
seusiaku yang baru kelas 2 SD, Taman Pintar menjadi daya tarik tersendiri untuk
wajib dikunjungi. Di Taman Pintar kita bisa belajar banyak hal, diantara lain
seperti, wahana kreasi batik, wahana kreasi gerabah, wahana teater 3 dimensi, gedung
PAUD, wahana bahari, perpustakaan, aquarium air tawar, zona agro, zona pusaka,
zona purba, wahana sejarah keraton, wahana tokoh pendidikan.
Di Taman Pintar anak-anak pasti akan
merasa senang, karena kita tidak perlu pergi kemana-mana, cukup di lingkungan
sekitar maka kita akan mandapatkan semua yang kita inginkan. Selain tempat
wisata yang banyak tadi, tidak lupa pergi ke kebun binatang, ketika sampai di sana
ternyata sangatlah luas, sekitar 20 hektar, karena itulah, kebun binatang ini
mampu menampung banyak spesies satwa, dan lebih dari 50 macam flora. Sungguh
aku tekagum-kagum dengan keanekaragaman ciptaan Allah SWT.
Kebun
binatang Gembiraloka, membuatku banyak belajar, apalagi wisata ini memang
paling disukai oleh anak-anak. Di sana kita dapat melihat berbagai macam hewan
yang tentunya jarang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, karena habitat
aslinya dihutan. Di Gembiraloka Kita bisa melihat kijang, banteng, gajah
Sumatra, rusa tutul, sipanse, zebra, tapir brazil, beruang madu, kudanil
dan bekantan, selain melihat binatang
tersebut, maka kita juga berinteraksi dengan beberapa hewan, misalnya kita bisa
naik gajah, onta yang semuanya ditemani oleh pawang.
Selanjutnya juga pergi ke pasar malam.
Di Yogya kita juga bisa menikmati pasar malam, yang hampir setiap malam ramai
pengunjung. Alun-alun, yang berada di tengah-tengah kota. Di Yogya Alun-alun
ada dua. Pertama alun-alun utara atau dalam bahasa jawa disebut alun-alun lor.
Aku juga mau bercerita sedikit tentang
alun-alun lor (utara). Di sana ada dua pohon beringin besar berpagar yang
berada di tengah alun – alun. Dua pohon beringin besar itu masing-masing diberi
nama Kyai dewandaru dan Kyai Wijayandaru. Pada masa lalu disekeliling alun-alun
lor ditanami 63 pohon beringin yang melambangkan umur Nabi Muhammad SAW.
Biasanya
sering sekali diadakan pertunjukan konser malam, pasar malam, sepeda santai,
disana juga banyak paara pedagang menyuguhkan dagangannya. Kalau kita berkunjung
ke Alun-alun utara, kita juga bisa mampir ke tempat wisata lainnya, seperti,
keraton Yogya, masjid gedhe, pusat gudeg wijilan, pusat wisata malioboro dan
benteng vredeburg.
Baca Juga: Cerpen Penyesalan Datang Belakangan
Alun-alun Selatan juga tidak kalah
terkenalnya, karena alun-alun merupakan tempat di mana bertemunya banyak orang,
baik di pagi, siang, malam hari. Apalagi kalau malam hari, banyak sekali yang
bisa kita saksikan, dari pertunjukan sampai jajanan yang siap kita beli. Di alun-alun
selatan ini semakin malam, semeakin ramai.
Bercerita tentang Yogya saya teringat
makanan khasnya, gudeg, rumah Niniku dekat sekali dengan pembuat gudeg. Jadi,
setiap pagi sekitar jam 2 sudah tercium bau aromanya. Gudeg terbuat dari nangka
muda yang dicampur dengan santan serta gula merah, sehingga rasanya manis
sekali, tapi jika orang yang suka pedas, boleh di tambahkan cabai sedikit.
Makanan gudeg isinya ada: telur, kerupuk rambak dan ayam. Buat anak-anak juga
ada bubur. Gudeg juga bisa dijadikan oleh-oleh, karena tersedia gudeg kering
dan gudeg basah, jadi tidak usah khawatir bakal basi.
Ah, rasanya tak akan habis ceritakan
tentang Yogya, yang selalu membuatku rindu untuk kembali itu.
Baca Juga: Cerpen Singkat Tentang Orang Tua Sibuk Bekerja
Itulah Cerpen Jogja dan
Kenangan, cerita pendek tentang Jogja yang berjudul Yogyakarta Aku Kembali.
Sebuah cerita tentang kerinduan. Sekian. Semoga bermanfaat.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca