Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso, Polisi Paling Berani dan Jujur Panutan Generasi Muda, Kelompok 4 I MK Antikorupsi

Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso, Polisi Paling Berani dan Jujur Panutan Generasi Muda | Gambar Wikipedia



Kelompok 4  I  MK Antikorupsi

- Andika Prayogi Pangestu - Athiyyah Farhanah - 

- Citrawati - Fitri Andini - Nurfikri Muhamad Alfiansyah

Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso, Polisi Paling Berani dan Jujur Panutan Generasi Muda

Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso, siapa yang tak kenal dengan namanya. “Selesaikan tugas dengan kejujuran, karena kita masih bisa makan pakai garam,” adalah salah satu ungkapan yang paling dikenang dari sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5.

Hoegeng, sapaan akrabnya di masyarakat, adalah seorang putra kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 dan wafat pada 14 Juli 2004. Semasa hidupnya, Jenderal Hoegeng sangat terkenal dengan karakternya sebagai polisi paling berani dan jujur ​​di Indonesia oleh media dan masyarakat.

Jenderal Hoegeng hidup di era banyak pejabat pemerintah yang korup. Mantan Presiden Indonesia yaitu Abdurrahman Wahid (Gusdur) seringkali memuji karakter yang dimiliki Hoegeng. Sikapnya yang jujur membuat mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid (Gusdur) mengatakan bahwa "hanya ada 3 polisi jujur ​​di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng".

Namun memang karir Hoegeng tak lama sebagai Kapolri. Jenderal Hoegeng adalah salah satu orang tersingkat yang mengepalai badan kepolisian nasional Indonesia dari tahun 1968–1971.

Meski singkat, Jenderal Hoegeng adalah sosok yang dikenal dengan integritas dan kejujurannya yang tinggi. Teladannya ini yang juga menjadikan sosoknya sebagai panutan masyarakat. Wajar, jika sosok seperti Jenderal Hoegeng kembali dirindukan di situasi bangsa saat ini.

Apalagi sosoknya dan keteladanan yang ia tunjukan selama emban jabatan sebagai pengayom masyarakat banyak tertulis di berbagai literatur. Tak sekadar menjadi catatan media. Tapi juga catatan sejarah yang sangat lekat dalam kenangan masa.

Infografis yang tersaji tentang sosok Jenderal Hoegeng begitu nyata diharapkan bisa kembali ada saat ini. Jenderal Hoegeng mencerminkan karakter yang sangat kuat yang harus diteladani generasi muda, generasi era digital saat ini.

Di Indonesia tentu semua orang yakin dan percaya tak mengalami sedikitpun kekurangan jumlah orang yang cerdas, pintar, dan cerdik. Hanya saja, persoalannya, apakah semua orang dengan lisensi tersebut memiliki sifat kejujuran yang tak perlu diragukan, demikian juga dengan disiplin dan kesederhanaanya sebagai cermin kehidupannya.

Fenomena akhir-akhir ini, banyaknya berita viral yang membuat miris menghampiri generasi muda bangsa. Pamer kekayaan, namun sumber yang didapatkan dengan cara yang tidak baik. Tentu ini menjadi problema dan catatan bahwa lemahnya kejujuran kita terhadap tanggung jawab kehidupan. Demikian juga kita tampak jelas masih sangat lemah dalam menghadapi persoalan kejujuran yang menghinggapi beberapa elit pemerintah baik pusat maupun daerah yang terjerat kasus korupsi.

Maka dari itu, melihat kondisi yang terjadi di era saat ini, generasi muda sangat diharapkan kesadaran dirinya. Bahwa kejujuran, kedisiplinan dan kesederhaan sangatlah penting untuk dimiliki setiap individu di tengah pengaruh global, kapitalisme, hedonisme dan paham-paham lain yang telah mengikis nilai-nilai pada diri individu masyarakat, terutama generasi muda, Y, Z dan Alfa.

Dengan demikian, dalam menghadapi bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia pada tahun 2045, tentu dengan kelimpahan anak-anak usia muda sudah seharusnya disinergikan dengan semangat juang yang tinggi, produktif, tangguh, agile, dan adaptif terhadap setiap perubahan yang terjadi di masa yang akan datang. Tentu dengan catatan integritas dan kejujuran yang baik.

Atas dasar itulah, generasi muda bangsa Indonesia butuh pemahaman, pembelajaran dan tuntunan agar bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab, memiliki kemampuan menyelesaikan masalah, kreatif dan dapat membangun hubungan baik dengan banyak orang.

Harapan-harapan di atas tentunya yang ingin dipastikan adalah ‘indah pada waktunya’. Maka itu, jika saja, generasi muda bisa menjaga nilai-nilai yang telah ditanam dan diperlihatkan Jenderal Hoegeng semasa aktif sebagai Anggota hingga Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia maka semua ini pasti dapat diwujudkan.

Jadi, saat ini bagaimana generas muda mencontoh Jenderal Hoegeng, lewat kejujurannya yang bisa disaksikan oleh siapapun dari tingkah laku dalam usaha yang membuat dirinya dapat diandalkan dalam tutur kata, perbuatan dan kegiatan saat berhadapan dengan masyarakat, termasuk jujur pada diri sendiri.

Untuk diketahui, sifat jujur Jenderal Hoegeng ini pun dibuktikannya saat dirinya mengemban amanah sebagai Menteri Iuran Negara. Ketika menjabat, Hoegeng selalu mencatat setiap iuran atau pendapatan ke kas negara. Belum lagi saat Jenderal Hoegeng ketika emban amanah sebagai Menteri Iuran Negara. Ia tidak mengumpulkan kekayaan dari apa yang dijabatnya tersebut untuk kepentingan pribadi. Padahal dirinya bisa saja menghimpun harta untuk keluarganya dengan menyalahgunakan uang negara atau melakukan tindak korupsi. Padahal saat itu keadaan negara juga sedang carut-marut sebagai negara yang baru merdeka. Tetapi Hoegeng tunjukan idealismenya tidak ingin korupsi bahkan anti korupsi dan Hoegeng tetap memegang prinsipnya untuk menjadi pribadi yang jujur (Suhartono, 2013: 62).

Dalam kesaksian literatur lainnya juga disebutkan, bahwa sosok Jenderal Hoegeng merupakan seseorang yang tidak bisa disuap. Hal ini dibuktikan ketika ia bertugas di Medan dengan pangkat Kompol. Justru, Hoegeng berani membongkar praktek suap menyuap yang dilakukan para polisi, jaksa dengan bandar judi. Selan itu, ketika mengetahui barang-barang suap dihadapannya oleh pemberian bandar judi, Hoegeng justru marah, ia buang keluar jendela. Bagi Jenderal Hoegeng lebih baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip hidup inilah yang Hoegeng pegang sampai akhir hayatnya.

Sementara itu, menelisik sifat lain yang patut ditiru dari Jenderal Hoegeng adalah sifat disiplin yang ia miliki. Jadi tak hanya sifat jujur saja. Disiplin ini menjadi salah satu sifat yang tak kalah penting dalam menjalankan aktifitas apapun. Sikap disiplin sangat penting dan sebagai keharusan setiap orang, kapan saja dan dimana saja berada, sebab sifat disiplin menentukan fluensi manusia dalam meraih sesuatu yang ia inginkan (Ardiansyah, 2013).

Jenderal Hoegeng adalah sosok yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Disiplin waktu saat bekerja, ini adalah bukti yang ia contohkan semasa hidupnya. Saat ia bekerja sebagai menteri atau sekretaris presidium kabinet, pegawai yang dijadwalkan masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00, Jendral Hoegeng selalu berangkat lebih cepat, pukul 05.30 sudah tiba. Kedisiplinannya pun ia tunjukan ketika menjabat sebagai Kapolri. Jenderal Hoegeng juga masih berangkat lebih cepat dari jam masuk yang telah dijadwalkan.

Menurut (Sohartono 2013), anak Jenderal Hoegeng, Adytia Soesanto Hoegeng mengatakan, bahwa ayahnya, Hoegeng mempercayai orang dengan ketepatan waktu yang dijanjikannya, karena dengan presisi waktu maka orang dapat memprakarsai sesuatu dengan baik. Demikian sebaliknya.

Kedisiplinan Jendral Hoegeng ini tentunya sangatlah penting untuk diteladani generasi muda, karena pada saat ini di Indonesia terdapat budaya ngaret yang sangat dianggap biasa. Dimana ngaret ini bermula dari karet yang mempunyai ciri yang elastis dan mudah direnggangkan yang ditujukan pada waktu.

Selanjutnya yang terakhir yang bisa dipahami dan diikuti generasi mudah dari sosok Henderal Hoegeng adalah kesederhanaanya. Kesederhanaan Jenderal Hoegeng ini juga sampai dibawa ketingkat jabatannya sebagai Kapolri. Jenderal Hoegeng tidak memiliki kekayaan apapun. Jenderal Hoegeng hanya memiliki sikap yang jujur dan sederhana.

Tak hanya sang jenderal saja. Keluarganya pun hanya memiliki rumah sewa yang harus dibayar perbulannya. Termasuk fasilitas negara yang diperoleh mobil dinas 2 unit, mobil dinas menteri dan mobil untuk keluarga.

Kesederhanaan Jendral Hoegeng juga ditunjukan dari penolakannya atas pemberian mobil dari seorang pengusaha mobil. Ia justru menolak dan diberikan kepada temannya, sang jenderal tetap menolak semua fasilitas yang diberikan.

Kesederhanaan ini yang juga Jenderal Hoegeng tanam kepada anak-anaknya. Ia diminta untuk selalu hidup sederhana dan tidak bergantung pada orang lain.

Berdasarkan cerita tentang berbagai sifat dan sikap Jenderal Hoegeng, seyogyanya  beliau dijadikan sebagai panutan bagi para generasi muda agar tumbuh menjadi generasi yang akan membawa Indonesia terus melangkah maju, tangguh, beradab dan berjaya di kancah global dan apapun jabatan kita terlebih tinggi atau pun rendah maka rasanya tetap sama diperlukan meniru sikap dan karakter yang berintegritas dari seorang Jenderal Hoegeng ini yang terkenal dengan kejujurannya, kedisiplinannya dan kesederhanaannya. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah Jendral Hoegeng ini dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.

 

 

Sumber :

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/swadesi/article/download/45819/75676589348

https://kepoin.online/jenderal-hoegeng-iman-santosa-panutan-untuk-generasi-muda-kepoin-online/

 

Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca