Puisi Untuk Hari Ibu Dari Kumpulan Puisi Tentang Ibu
Puisi Untuk Hari Ibu (Foto: Pixabay.com) |
Puisi Untuk Hari Ibu ini
merupakan kumpulan puisi berjudul ibu dan puisi tentang ibu dari para sastrawan
di Indonesia.
Puisi-puisi
untuk hari ibu ini dikutip dari buku puisi para sastrawan yang berkaitan
tentang puisi ibu. Semoga
puisi dari buku dan kumpulan puisi para penulis puisi yang salah satunya
puisi tentang ibu dapat bermanfaat sebagai salah satu puisi untuk hari ibu.
Puisi Untuk Hari Ibu
Puisi Tentang Ibu (Pixabay.com) |
Jangan Takut, Ibu!
Matahari
musti terbit.
Melewati
hari-hari yang fana
Ada
kanker payudara, ada encok dan ada uban.
Ada
gubernur sarapan bangkai buruh pabrik.
Bupati
menunyah aspal, anak-anak sekolah dijadikan bonsai.
Jangan
takut, Ibu!
Kita
harus bertahan.
Karena
ketakutan
Meningkatkan
penindasan.
Manusia
musti lahir.
Manusia
musti mati.
Di
antara kelahiran dan kematian
Bom
aton dijatuhkan di Hiroshima dan Nadasaki,
Sedadu-serdadu
jepang
Memenggal
kepala patriot-patriot Asia,
Ku
klux Klan membakar gereja orang Negro,
Teroris
Amerika meledakan bom di Oklahoma
Memanggang
orang tua, ibu-ibu dan bayi-bayi,
Di
Miami turis Eropa dirampok dan di bunuh,
Serdadu
inggris membantai para pemuda di Irlandia,
Orang
Irlandia meledakan bom di London yang tidak aman.
Jangan
takut, Ibu!
Jangan
mau digertak.
Jangan
mau diancam.
Karena
ketakutan
Meningkatakan
penjajahan.
Sungai
waktu menghanyutkan keluh kesah
Dari
mimpi yang meranggas.
Keringat
bumi yang menyangga peradaban insan
Menjadi
uranium dan mercuri.
Tapi
jangan takut, Ibu!
Bulan
bagai alis mata terbit di ulu hati.
Rasi
Bima Sakti berzikir di dahi.
Aku
cium tangan mu, Ibu!
Rahim
dan susumu adalah persemaian harapan.
Kekuatan
ajaib insan
Dari
zaman ke zaman.
(W.S
Rendra)
Puisi Hari Ibu
Di Tubuh Ibu
Kumasuki
dusun dan kususun setiap lekuk
Kenangan
dari hutan, sungai dan teluk
Tapi
pulang juga ketubuh ibu
Sebagai
matahari dan bulan
Atau
rumah penyimpanan mula dan akhir
Tiap
kucecap manis tebu
Hutanhutan
menumbuhkan kenangan
Sungai
dan teluk menyimpan kenangan
Di
tubuh ibu, oh, aku jadi pohon
Dan
akarnya menujam kelubuk
Kubawa
hingga kekota dan benua
Agar
pualang ke sejarah ibu
Pada
bijinya tumbuh kembali
Cerita
lain ; pohon dengan namanama
(Isbedy
Stiawan ZS)
Puisi Untuk Hari Ibu
Ayah dan Bunda
Aku
akan bertemu subuh untuk kesekian kalinya.
Mendengar
adzan menggema. Tuhan! Aku sadar, nafasku
Akan
berjumpa titik batas.
Aku
sadar, barzah akan kupeluk mesra kelak.
Sebab
itu, ijinkan aku untuk tetap menyaksikan senyum mereka yang sejuk,
Cintamereka
yang teramat sangat indah.
Ayah
Bunda adalah mereka.
(Shmad
Ubaidilah)
Puisi Untuk Hari Ibu
Puisi Tentang Ibu (Foto: Pixabay.com) |
IBU
Aku
tak akan sanggup menulismu
Ketikaa
aksara menjadi batu
Menasbihkan
kasihmu
Kesetiap
bagian tubuhmu
Aku
tak sanggup menghapus
Tetes
demi tetes keringat
Adalah
cinta tak akan habis
Hingga
terbawa ke liang lahat
Dan
aku hanya bisa merindu
Duduk
memecah bisu
Diantara
berjuta kata
Dan
cahaya yang ada
Sebab,
setiap tetes air mata
Adalah
doa yang kau munajatkan
Untuk
anak-anakmu, Ibuu
Dan
aku menangis
Hanya
untukmu
Hanya
untuk mu
Untukmu
(Heru
Antoni)
Puisi Untuk Hari Ibu
IBU (Buat
ratminah dan rustinah)
Hanya
ibu, berulang dipanggil dari surau
Utuk
menyalakan tungku,
Menyajikan
hidangan sahur
Para
perempuan, bangunlah.
Tinggalkan
pembaringan
Jatuhkan
selimut
Segera
menuju surga
Hanya
para ibu
Dipanggil
berulangulang
Di
pagi lenggang
Menyibak
taman
Untukku
kekasihmu.
(Isbedi
Stiawan ZS)
Puisi Ibu
Celana Ibu
Maria
sangat sedih
Menyaksikan
anaknya
Mati
di kayu salip tanpa celana
Dan
hanya berbalutkan sobekan jubah
Yang
berlumur darah.
Ketika
tiga hari kemudian
Yesus
bangkit dari mati,
Pagi-pagi
sekali maria datang
Kekurbur
anaknya itu, membawa
Celana
yang dijahitnya sendiri
Dan
meminta yesus mencobanya.
“Paskah?”
Tanya maria.
“Pas
!” jawab yesus gembira
Mengenakan
celana buatan ibunya
Yesus
naik kesurga.
(Joko
Pinurbo)
Sekian
informasi tentang puisi untuk hari ibu dari kumpulan puisi para sastrawan di
Indonesia yang menulis puisi tentang ibu. Semoga bermanfaat. Salam.
Baca
Juga Artikel Berikut:
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca