YUK... kita sama-sama kembangkan minat baca
Berdasarkan survei UNESCO minat baca masyarakat Indonesia
baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat
yang memiliki minat baca. Mendengar angka 0,001 persen itu miris banget
untuk negara sebesar Indonesia. Bayangkan berapa orang yang berperan dalam
minat baca jika melihat presentasi tersebut.
Maka, tak heran bahwa masyarakat kita mudah di adu domba, dan
dipengaruhi oleh para provokator opini tanpa pembenaran fakta. Maka, kita yang
peduli harus mampu ikut berperang terhadap malas membaca. Ini juga sebagai
wujud sebagai perang terhadap buta huruf dan terputusnya akses pendidikan.
Berdasarkan diskusi warung kopi saya dan para relawan baca
yang ada di Provinsi Lampung, menyimpulkan bahwa selama ini kurangnya minat
baca di Indonesia adalah persoalan akses. Jadi, memang kita akui dan sangat
sadar, bahwa ini bukan hanya peran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) atau Perpustakaan dalam hal ini lebih tepatnya pemerintah. Ini peran
bersama. Peran seluruh masyarakat. Peran kita sebagai warga negara Indonesia.
Untuk itu, kaum-kaum terdidik, bukan hanya pendidik, tapi
mereka yang memiliki jenjang akademik, harus punya kepekaan terhadap kondisi
dan situasi lingkungan. Bagaimana mendekatkan, dan memudahkan buku agar akses
pada masyarakat pedalaman itu terjangkau. Jika tidak mampu untuk membeli buku
ke kota, setidaknya ada buku yang layak dibaca dengan gratis dan sudah disediakan.
Inilah peran bersama. Tinggal kita mencari jalan keluar bersama. Karena negara
ini juga tanggungjawab kita.
Mari, berjanji kita bangun literasi di Indonesia, dan kita
terus menggenjot minat baca masyarakat.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca