Kenapa Mudah Membenci? Ini Alasannya?
Akhir-akhir ini apa
yang terjadi di sosial media dalam pandangan saya membuat geleng kepala. Begitu
mudah sekali menebar kebencian. Saya paham, mencintai itu sulit, yang mudah
adalah membenci. Kenapa kok orang-orang mudah sekali membenci?
Hal yang paling
sederhana yang bisa saya jelaskan adalah dengan contoh lingkungan keluarga. “Nak,
kalau kerja jangan sampai larut malam ya. itu nak lihat tetangga kita pulangnya
malam terus, padahal cewek, kerja apaan coba sampai larut malam. Pantes bisa
kebeli mobil,” maka anaknya ikut menebar kebencian serupa karena terpengaru
kalimat-kalimat tersebut.
Karena apa yang
diopinikan bisa menjadi faktor kebencian bermula.
Sama halnya menyatakan
ketidaksukaan terhadap sesuatu. Seperti ini contohnya: “Eh kamu jangan menebar
fitnah. Itu berita bohong kok di publhis,” kita memang tidak pernah tahu isi
kebenaran pemberitaan. Terkadang yang diberitakan itu adalah sisi menarik yang
menurut pewarta berita itulah yang menjual dan bakal laku beredar di kalangan
masyarakat. Sama halnya dengan berita-berita yang kerap mereka bagikan, meski
juga diikuti dengan kalimat-kalimat provokasi penebar kebencian.
Dalam hal ini kebencian
bermula dari sudut pandang yang berbeda. Jika ia tak suka dan mengetahui ada
yang memeberikan informasi mengenai apa yang dia sukai, dia akan melawan. Akan melakukan
pembenaran-pembenaran berita itu salah. Lalu, akan menyudutkan pemberi
informasi tersebut dengan berbagai macam kalimat. Contoh: kamu kafir, kamu
memfitnah, kamu dan kamu lainnya yang menurutnya tidak benar.
Apakah kekafiran
seseorang dan pernyataan fitnah di dsarkan atas ketidak sukaan. Sungguh pendapat
menjadi indikator kebencian memang.
Sifat-sifat benci itu
pun yang saya lihat dan baca di sosial media. Menebar kebencian pun menjadi hal
yang biasa di mata saya. Tak ada yang dirugikan memang. Tapi banyak yang
sekedar ikut-ikutan. Lalu umpatan per umpatan keluar. Nah, inilah fitnah
merajalela. Anak-anak pun menonton hal serupa, lalu menjadi ikut dan
menyimpulkan sendiri tentang seseorang seperti apa.
Di siang ini sambil menunggu
teman-teman untuk ke Pahawang. Saya berhadapan dengan kipas yang berputar. Memberikan
saya rasa dingin. Saya menulis dari hasil renungan. Saya berusaha tidak
membenci siapapun. Memaafkan orang-orang yang akhirnya membenci saya karena
ketidak sepandangan dalam menilai suatu negara. Pada mereka yang membenci tanpa
saya tahu alasannya. Saya berusaha mencintai mereka tanpa alasan. Lalu,
memaafkan. Karena saya harap mereka demikian, meski dalam kenyataanya saya yang
salah.
Semoga kita makhluk
yang tak mudah membenci makhluk lainnya.
Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca