Hartarto Lojaya dan Smart City Bandar Lampung Gagasannya

Hartarto Lojaya dan Smart City Bandar Lampung
Ilustrasi Menulisindonesia.com - Hartarto Lojaya dan Smart City Bandar Lampung

Menulisindonesia.com – Tak sengaja beberapa hari ini saya bersama teman-teman diskusi tentang Smart City Bandar Lampung.
Diskusi itu mengingatkan saya pada seorang tokoh di Bandar Lampung, Hartarto Lojaya tentang konsepnya Smart City Bandar Lampung.
Ya, benar saja. Kota Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi Lampung sudah selayaknya menjadi kota modern dan mengadopsi Smart City atau yang disebut dengan kota cerdas.
Konsep yang pernah disampaikan Hartarto Lojaya tentang Smart City saat itu adalah agar Bandar Lampung menjadi salah satu bagian dari kota-kota maju di dunia.
Apalagi saat ini, era digital telah menjadi nadi anak-anak yang tumbuh dewasa saat ini. Maka, konsep ini bisa saja kembali hadir.
Karena sayang juga, di era revolusi 4.0, konsep ini hanya menjadi catatan saja.
Saya sempat sampaikan ke teman, “Jika konsep ini kembali diusung, maka bisa menjadi pilihan yang sangat menarik.”
Kenapa demikian? Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan hari ini tak terlepas dari digitalisasi.
Era digital telah menjadi keharusan karena lebih memudahkan masyarakat modern.
Maka, Bandar Lampung bisa mengambil bagian, sebagai salah satu kota besar di Provinsi Lampung lewat digitalisasi yang terukur, lewat penerapan Smart City.
Saya pun sempat berpikir dan bertanya-tanya dalam diskusi bersama teman-teman saya ini tentang Smart City Bandar Lampung yang di gagas Hartarto Lojaya.
Apakah pengusaha yang pernah duduk sebagai Anggota DPRD Lampung itu mempertimbangkan kota dengan kesiapan jaringan untuk investor berinvestasi?

Konsep Hartarto Lojaya Akan Smart City Bandar Lampung

Saya jadi sampai penasaran dong karena diskusi tentang Smart City tersebut.
Sampai akhirnya saat pulang, coba cek apa-apa saja yang menjelaskan Smart City Bandar Lampung yang pernah digagas Hartarto Lojaya.
Jadi baca-baca lagi, konsep ide dalam membangun kota ini yang saya jadi ingat kembali adalah bagaimana basis digital dan aplikasi terkoneksi internet dikuatkan di setiap wilayah.
Sehingga beberapa hal yang menarik bagi saya adalah terkait:
  1. Proses pembayaran terdigitalisasi, cash less.
  2. Elektronik money.
  3. Penanganan banjir sudah bisa berbasis aplikasi untuk system drainase, informasi peta bencana dan lainnya.
  4. Masalah lampu penerangan, bahkan bisa tersistem secara digital atau melalui remot sistem.
  5. Perpajakan yang bisa dikoneksikan dengan vendor berbagai cash less atau non tunai yang sudah menjadi trend.

Memang sih konsep Smart City dengan konsep Kota cerdas atau smart city bukanlah istilah yang baru.
Banyak konsep kota didasarkan pada cita-cita sebuah kota yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dan informasi.
Selain itu juga terkait tata kelola pemerintahan yang baik, pertumbuhan ekonomi, kualitas SDM yang baik.
Selain itu adanya kepedulian terhadap lingkungan hidup di semua sisi dan proses pemerintahan serta pelayanan publik.
Beberapa kota maju di Indonesia sudah mulai menerapkan visi tersebut. Smart city menjadi konsep yang saat ini menjadi trend dalam membangun kota.
Smart City menjadi cita-cita ideal masyarakat dalam menggambarkan sebuah kota maju, aman, sejahtera dan berkelanjutan.
Maka konsep Smart City Bandar Lampung yang pernah digagas Hartarto Lojaya ini nampaknya menarik untuk bisa kembali bergulir dan menjadi pilihan masyarakat.

Elemen Penting Smart City Bandar Lampung Ala Hartarto Lojaya

Smart City Bandar Lampung
Ilustrasi Smart City
Saya sampai mencoba mempelajari beberapa komentar, tanggapan, dan konsep yang diusung oleh salah satu tokoh di Bandar Lampung ini.
Saya coba cari banyak refrensi di internet. Ada beberapa hal yang memang menurut saya ini menarik untuk dibahas.
Terutama terkait elemen penting yang harus dimiliki sebuah kota cerdas. Di antara penjelasannya, misalnya, seperti:

Pemerintahan cerdas (Smart Governance)

Ada apa dan kenapa dengan pemerintahan cerdas atau yang disebut dengan Smart Governance?
Konsep yang saya simpulkan dari harapan Hartarto adalah terkait tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Saya sepakat dengan konsep ini. Ini berkaitan dengan prioritas pertama dalam pembangunan kota cerdas.
Karena membangun sebuah kota tak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Tetapi juga butuh keterlibatan masyarakat sipil, termasuk para profesional dan akademisi.
Selain itu, yang saya cermati dari konsep Smart Governance ini adalah soal teknis keterlibatan masyarakat sipil.
Termasuk para professional dan akademisi dalam menyeleksi atau rekrutment para pejabat publik.
Jadi, konsep yang diusung Hartarto Lojaya dalam Smart City Bandar Lampung ini, mulai dari lurah sampai kepala dinas dan jabatan lainnya dilakukan lelang.
Lelang yang dilakukan adalah lelang secara transparan dengan melibatkan beberapa unsur di atas.
Jadi jabatan yang akan diemban, benar-benar dipilih atas dasar kompetensi bukan karena kekerabatan, transaksi ekonomi maupun politik.
Tentunya sebagai masyarakat berharap dengan metode seperti itu, dengan semua proses yang terbuka, persoalan korupsi dapat diminimalisasi.
Dengan tata kelola permerintahan yang baik dan bersih dari kasus korupsi anggaran yang sering terjadi di Satuan Kerja Pemerintah Daerah tak akan terjadi lagi.
Harapan lainnya adalah dengan menerapkan Smart Governance ini adalah bukan asal bapak senang. Karena sistem informasinya juga sudah dengan teknologi.

Masyarakat Cerdas (smart people)

Masyarakat Cerdas atau smart people yang saya tangkap, yang disampaikan Hartarto Lojaya dalam Smart City Bandar Lampung berkaitan dengan kualitas SDM.
Majunya sumber daya manusia ini adalah potensi yang mutlak harus dimiliki  sebuah kota agar pembangunannya juga berkualitas.
Jadi konsep Smart People oleh Hartarto ini sangatlah baik dan menarik jika ini menjadi gagasan yang kembali hadir saat ini.
Karena beberapa yang dipikirkan adalah, bukan hanya berhenti pada Index Pembangunan Manusia (IPM) di Bandar Lampung pendidikan dasar gratis dan berobat gratis.
Tetapi juga, terkait bagaimana meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dengan memperbaiki insentif ke guru dan tenaga medis.
Ini tentunya sangat baik di tengah beban layanan yang bertambah akibat kebijakan serba gratis.
Selain itu juga, tentunya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan perlu ditingkatkan. Pasien berobat gratis lebih diperhatikan.
Jadi fokusnya harus full. Bukan hanya pada kebijakan gratisnya saja, tetapi juga pada pelayanan publik yang baik.
Maka Smart People ini digagasnya untuk pemerintah hadir memberi insentif tenaga medis yang berprestasi dan melaksanakan peningkatan sarana prasarana kesehatan.
Pendek kata program jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS dari pemerintah pusat harus didukung dengan peningkatan sarana dan prasarana.
Serta yang tak kalah penting juga peningkatan kesejahteraan tenaga medis.

Smart People – Smart City Bandar Lampung Dalam Pendidikan

Demikian Hartato Lojaya memiliki gagasan dalam pendidikan dasar gratis yang notabenenya kebijakan pemerintah pusat untuk terus didukung.
Karena menurut Hartarto Lojaya pendidikan gratis dari SD, SMP dan SMA sudah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Karena hal ini sebagai bagian dari tugas mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun lebih dari itu, cita-cita Hartarto Lojaya terhadap Smart City Bandar Lampung itu juga terletak pada kualitas SDM yang baik.
Itu artinya adalah guru dan tenaga medis harus dinomor-satukan. Salah satunya adanya beasiswa pendidikan S2 dan S3.
Selain itu ada juga pelatihan-pelatihan kepada guru demi meningkatkan kapasitas dan kompetensinya.
Dalam hal ini tentunya, memberi anggaran khusus untuk beasiwa tenaga pendidik dan dokter untuk belajar ke jenjang magister di universitas-universitas terbaik di Indonesia.
Menurut Hartarto Lojaya dari beberapa sumber yang saya baca, menyatakan, tenaga pendidik dan tenaga kesehatan mempunyai peran sangat vital bagi kemajuan kota.
Jika saja gagasan Smart City Bandar Lampung ini kembali digaungkan, tentunya menjadi yang menarik untuk sebuah konsep membangun kota.

Ekonomi Cerdas (smart economy)

Bandar Lampung memiliki beberapa potensi luar biasa, jika dikembangkan akan mewujudkan kota yang menyejahterakan warganya.
Potensi di Bandar Lampung sebagai pintu masuk pulau Sumatera suatu keuntungan bagi kota ini mengembangkan potensi perdagangan, jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif.
Maka dari itu, yang disampaikan Hartarto Lojaya itu saya sekali lagi berpendapat benar dalam memahami konsep Smart City.
“Tidak satupun di dunia, kota modern – kota cerdas terwujud tanpa melibatkan pihak swasta dalam sektor perdagangan, jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif.”
Lalu bagaimana gagasan Hartarto Lojaya tentang Smart City Bandar Lampung yang paling saya ingat.
Yakni, terkait tugas pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas umum seperti perbaikan dan pengembangan atau revitalisasi pasar tradisional.
Terkhusus, bagi para pedagang yang menjual ikan, sayur, buah, serta sandang dan papan.
Di saat itu, menurutnya, pemerintah perlu melakukan pembinaan serta mempromosikan pasar tersebut.
Yang lebih penting lagi memberi kemudahan para investor untuk menanamkan modalnya.
Untuk itu restruktrurisasi pajak untuk mengurangi biaya ekonomi tinggi yang menghambat pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan.
Tak hanya itu saja. Bandar Lampung juga adalah salah satu kota bahari. Maka dalam tatanan Smart City ini, Hartarto fokus akan potensi bahari.
Contohnya, perikanan di Bandar Lampung yang perlu ditata lebih baik agar terus tumbuh dan terpelihara dengan adanya pasar khusus terpadu yang bersih.
Tak hanya itu saja. Dalam mendukung Smart City Bandar Lampung, gagasan Hartarto Lojaya adalah setiap kelompok nelayan akan dibekali alat navigasi canggih.
Gunanya untuk melacak posisi ikan dengan menggunakan satelit agar tangkapan mereka bertambah.
Masih banyak lagi gagasan Hartarto Lojaya dalam hal ini. Ada potensi wisata kuliner laut dan kawasan tepi pantai yang dengan pulau-pulau kecil di seberangnya.
Ini dapat menjadi potensi daerah khusus wisata di Bandar Lampung.
Apalagi kata Hartarto, dengan kolaborasinya Home Industri, dan pedagang kecil ditopang Bank Pasar, tentu akan menjadi pertumbuhan ekonomi kreatif potensial.
Saya sampai berpendapat, bahwa jika konsep ini berjalan, tentunya akan menjadi lapangan kerja untuk masyarakat Kota Bandar Lampung.
Tentunya tak hanya mengurangi angka pengangguran, tetapi juga dapat menumbuhkan jiwa entrepreuner yang memicu munculnya pengusaha baru.
Kehidupan Cerdas (smart living)
Kehidupan cerdas. Wah saya memahami konsep ini tentunya berpikir lebih keras lagi.
Apakah yang dimaksud kehidupan cerdas, adalah sesuatu hal yang berkelanjutan dari program-program yang telah saya coba rangkum di atas, terkait gagasan Hartarto.
Tentunya demikian. Sebuah kota yang nyaman, aman, dan berkelanjutan untuk dihuni adalah kota yang kehidupan sosial tercipta toleransi dalam perbedaan suku, agama, dan warna kulit.
Dalam Smart City Bandar Lampung gagasan Hartarto Lojaya dalam point kehidupan cerdas ini juga berkaitan dengan kota layak anak.
Dimana, dalam konsepnya, Hartarto memiliki gagasan kota bagi anak-anak sebagai kota yang indah, kota yang memiliki taman kota yang nyaman untuk tempat bermain.
Selanjutnya, kota yang bagi anak muda yang dinamis akan menimbulkan inspirasi dan kreatifitas.
Bahkan, Kota bagi para orang tua menjadi kota yang nyaman dihuni dalam mendidik anak dan mencari nafkah yang halal.
Serta, tentunya, Kota yang bagi orang lanjut usia sebagai tempat hidup yang nyaman dan tentram dalam menikmati masa tua.
Tentu program-program tersebut sangatlah menarik, jika kembali di tarik untuk saat ini, dengan era yang semakin modern.
Mobilitas Cerdas (smart mobility)
Transportasi dan infrastruktur juga menjadi catatan yang penting dalam membangun kota.
Smart City Bandar Lampung yang pernah digagas Hartarto Lojaya ini menarik. Beberapa penjelasan terkait transportasi publik dan infrastuktur jalan dibahas.
Utamanya, tentang kenyamanan dan keamanan.
Pembangunan harus cerdas dengan tidak menguras PAD dan infrastruktur tersebut juga tidak mematikan ekonomi rakyat.
Serta membangun kota tidak terpasuk di satu tempat. Demikian juga dalam mengubah dan mengelola tempat.
Maka solusinya adalah bagaimana kendaraan umum tetap menjadi pilihan masyarakat, dan menjamin kenyamanan, keamanan dan ketertiban berkendara.
Konsep ini sederhana, utamanya adalah untuk menggalakkan penggunaan dan jalan khusus sepeda agar kesehatan warga semakin baik dan mengurangi polusi.
Maka bagaimana ini dilakukan. Caranya adalah, dengan peran kampus dan sekolah ikut dilibatkan. Ini tentunya konsep yang menarik.
Selain itu, jalur pedesterian atau pejalan kaki yang juga selaras untuk dibenahi.
Di sini, peran dari Smart City adalah pemerintah menciptakan aturan tata ruang tentang perlunya ruang untuk pejalan kaki agar nyaman dan aman untuk belanja.
Tak hanya sekedar belanja, tetapi juga belanja sambil bersantai menikmati keindahan kota dan menguntungkan bagi pemilik usaha. 
Tentunya dengan demikian, pemerintah harus memiliki Bandar Lampung Centre sebagai tempat pelayanan dan pengaduan masyarakat 24 jam.
Lingkungan Cerdas (smart environment)
Gagasan Smart City Hartarto Lojaya ini juga disebutkan dalam poin Lingkungan Cerdas atau yang disebut dengan smart environment.
Lingkungan cerdas dalam konsep Hartarto adalah lingkungan yang nyaman dan aman bagi warganya. Tentu ini menarik.
Disebutkannya, dalam hal ini adalah dengan tersedianya taman kota lengkap dengan taman bermain dan sarana toilet umum dan lingkungan yang bersih dari sampah yang berserakan.
Fasilitas olahraga dikembangkan dan kota tidak sumpek dengan polusi. Kota yang dipenuhi gedung dan ruko diimbangi dengan hadirnya taman kota.
Untuk itu kemitraan pemkot dan swasta adalah satu kesatuan. 
Swasta digandeng untuk membayar kompensasi sosial dari aktivitas ekonomi mereka berupa pembangunan taman kota agar warganya semakin sehat dan nyaman.
Akan ada juga program bedah kampung yang menambah kawasan hijau dan fasilitas kebersihan di setiap kelurahan.
Selain itu, perbaikan sistem aliran sungai yang mengalir di daerah yang padat penduduknya dengan mengandeng pemerintah pusat dan bermitra dengan yayasan-yayasan sosial daerah serta yayasan nasional maupun internasional.
Tentunya ini sangat menarik jika gagasan Smart City Bandar Lampung yang pernah disampaikan Hartarto Lojaya kembali bergulir menjadi gagasan kemajuan kota.

2 komentar

Add komentar
avatar
16 February 2020 at 06:56

Masya Allah keren ya programnya. Ini mah sudah semua dibahas. Terintegrasi sistem. Cocok menghadapi generasi 4.0. kalau 2016 lalu bisa dijalankan artinya 2020 ini tinggal petik hasil. Tapi semoga selanjutnya tetap bisa diterapkan program ini.

Reply
avatar
16 February 2020 at 07:12

Wah artinya jika sudah dilaksanakan, program ini keren juga dah bisa dinikmati di 2020 ini. Tapi belum terlambat, masih bisa dilanjutkan program ini 2020 dan tahun mendatang.

Reply

Biasakan Tulis Komentar Usai Membaca